Tuesday 13 December 2016

Pengalaman Operasi LASIK

Assalamu'alaikum

Meneruskan postingan saya yang lalu mengenai Pemeriksaan Pra-Lasik, kali ini tulisan saya lebih kepada tindakan LASIK saat hari H.

Sabtu, 3 September 2016
H-2 operasi lasik, ada telepon dari rumah sakit yang mengingatkan saya bahwa hari Senin jam 13.00 saya akan menjalani operasi LASIK. Saya diminta hadir 30 menit lebih awal. Pelayanan yang sangat baik dari rumah sakit ini namun membuat saya jadi semakin deg-degan.

Senin, 5 September 2016 (Hari tindakan operasi LASIK)
Sudah ditentukan pada saat hari pemeriksaan pra-LASIK, kalau waktu operasi LASIK adalah hari Senin, 5 September 2016 pukul 13.00. Pukul 11.00 saya sudah berangkat ke rumah sakit dengan ditemani oleh suami saya. Diperjalanan saya menelepon ornag tua saya untuk minta didoakan agar proses operasi LASIK ini berjalan dengan lancar.

Sesampainya di rumah sakit, kami menjalankan shalat Zuhur terlebih dahulu di mushalla rumah sakit. Selesai shalat, pihak rumah sakit menelepon dan menanyakan posisi saya berada karena saat itu waktu sudah menunjukkan 12.50. Seselesainya saya shalat, saya langsung menuju LASIK Suite di lantai 1. Dan saya segera melaporkan diri di meja suster di dalam LASIK Suite tersebut. Ruang operasi LASIK-nya sendiri berada di dalam LASIK Suite ini. Karena ruangan LASIK merupakan ruangan berkaca, jadi kita bisa melihat proses LASIK pasien lain yang tengah dikerjakan dokter. Ruangan ini sangat nyaman. Ada kopi dan teh, yang bisa dibuat ketika menunggu giliran.

Sekitar pukul 13.15 saya kembali dipanggil suster untuk diminta mengenakan baju operasi. Hanya ditambahkan baju operasi saja, tidak sampai mengganti pakaian. Setelah mengenakan pakaian operasi, mata saya diberi obat tetes dan disekitar mata dioleskan Betadine. Proses ini sekitar 30 menit sebelum tindakan operasi LASIK dilakukan. Sejak diteteskan obat itu, saya sudah say good bye ke kacamata karena kita tidak boleh lagi mengenakannya sampai proses LASIK.

Pukul 14.00 saya masuk ke ruang operasi. Suami saya pun terus memberi semangat dan terus mendokumentasikan kejadian penting dalam hidup saya ini. Setelah membaringkan diri di tempat tidur, saya sudah tidak diperbolehkan menaikkan tangan ke atas apalagi memegang mata. Sedikit menunggu karena baju operasi si dokter ada sedikit trouble.

Pukul 14.15 tindakan LASIK pun dimulai. Dengan membacakan nama pasien, tempat tanggal lahir, sampai informasi mengenai sisa kornea setelah operasi. Kedengarannya saat itu adalah 330 mikron. Dokter bilang: "Alhamdulillah, masih bagus ya fit korneanya..." Sedikit ada briefing dari tim dokter juga perawat, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama.

Selama tindakan operasi LASIK, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Konsentrasi untuk selalu melihat titik lampu warna hijau dan jangan sampai melepaskan pandangan dari titik hijau tersebut.
2. Konsentrasi untuk tidak menggerakan bola mata.
3. Konsentrasi untuk tidak berkedip, sekalipun mata sudah ditahan oleh alat tumpul yang berfungsi untuk membuka mata kita.

Mata yang di-LASIK terlebih dahulu adalah mata kanan. Mata kiri sementara ditutup dengan sejenis kapas. Sebelumnya mata kita akan ditetesi cairan dalam jumlah yang agak banyak. Rasanya seperti mata kita terkena air hujan. Setelah itu, mata kanan dimasukan alat pembuka sehingga mata akan selalu terbuka. Walau mata kiri sementara bebas berkedip, tetaplah usahakan berkedip sejarang mungkin. 

Proses awal adalah laser membuat flap. Yang saya rasakan adalah mata kanan saya seperti sedang ditekan dengan gelas dengan sangat kuat sehingga mata terasa pegal. Perawat akan menghitung mundur proses pembuatan flap ini selama 17 detik. Ketika proses ini kita dianjurkan rileks, jangan tegang, tetap fokus melihat titip hijau di atas, dan jangan berkedip. Karena kalau kita tegang, sang dokter akan segera mengetahui dan khawatirnya proses pembuatan flap ini tidak akan sempurna. Sepanjang pembuatan flap ini saya terus berzikir, pasrah pada Allah, dan berharap semua akan baik-baik saja. 

Proses selanjutnya yaitu penyinaran laser yang diketahui untuk mengubah permukaan kornea. Pada proses ini warna lampu berubah menjadi merah. Yang terasa dari proses ini adalah seperti disedot. Tidak berlangsung lama, hanya sekitar 15 detik saja. Setelah proses ini selesia akan tercium seperti bau gosong

Setelah proses ini selesai, saya merasa bekas flap tersebut ditutup dan beri sejenis lem yang fungsinya untuk menutup bekas flap tersebut. Yang lucunya, karena operasi ini mata kita selalu terbuka, kita akan melihat alat-alat apa saja yang dipakai untuk proses operasi ini. Karena saat itu saya melihat seperti alat penempel lem kertas. Wahhh... Rada mengerikan ya. Tapi saya tetap berusaha rileks saja dengan proses ini semua. Selesai mata kanan 'dilem', alat pembuka dilepas, dan sekarang saatnya mata kiri saya di-LASIK. 

Prosesnya sama dengan mata kanan saya. Kurang lebih tiap mata itu menghabiskan waktu 10 menit. Enaknya dengan dokter X ini adalah saat kita menjalani operasi kita seperti mengobrol saja. Ucapan-ucapan seperti 'Kita mulai ya, Fit", "Tenang aja ya, Fit. Jangan tegang", "Dikit lagi selesai kok, Fit", dan masih banyak kata-kata penenang lainnya yang dokter X keluarkan ketika operasi. Hal ini membuat saya sangat rileks dan melupakan segala ketakutan yang menghantui saya.

Pukul 14.35 Alhamdulillah proses operasi selesai. Saya sudah bisa keluar dari ruang operasi dengan dituntun oleh seorang suster sampai saya benar-benar duduk di sofa. Setelah itu saya beristirahat sebentar di sofa dan diberikan snack oleh suster yang berisi sebuah roti dan teh kotak, juga air mineral, dan satu buah postan kalau tiba-tiba saya merasa kesakitan.

Setelah sekitar 10 menit, suster kembali kepada saya untuk memberi obat tetes dan memberikan penjelasan mengenai apa yang harus, boleh, dan tidak boleh saya lakukan pasca LASIK ini. Setelah suami saya mengurus pembayaran di kasir lantai 2, saya diperbolehkan pulang ke rumah dengan menggunakan sunglasses (kalau bawa) atau kacamata yang diberikan rumah sakit (kalau tidak bawa), dan juga oleh-oleh.

Nah, untuk oleh-oleh yang saya bawa pulang adalah:
1. Kacamata pelindung. Kacamata ini dikenakan saat tidur siang atau tidur malam dan juga saat mandi untuk menghindari air masuk ke mata dan mata terkucek secara tidak sengaja.
2. Satu strip obat tetes Cendo LHX (warna merah), ditetes 4 kali sehari.
3. Satu strip obat tetes Cendo Tobroson (warna kuning), ditetes 4 kali sehari.
4. Satu strip obat tetes Cendo Vernacel (warna biru), ditetes 6 kali sehari
5. Buku panduan pemeriksaan pasca LASIK, berisikan jadwal kontrol setelah operasi dan check list obat tetes. 


Nah, yang ini penting nih. Untuk biayanya sendiri kurang lebih Rp 25.000.000 sudah untuk operasi 2 mata, jasa dokter, biaya administrasi rumah sakit, dan juga obat tetesnya. Untuk RS-nya sendiri sengaja tidak saya kasih tahu, karena kami memang tidak ada kerja sama apapun. Tulisan ini murni untuk sharing pengalaman operasi lasik yang mungkin kalian butuhnya juga.

Penasaran bagaimana kondisi mata saya pasca LASIK ini? Tunggu postingan saya selanjutnya ya. Untuk artikel mengenai LASIK ini sengaja saya bagi menjadi beberapa bagian agar kalian juga tidak bosan dan tidak terlalu panjang membacanya. Hehe.. See you on the next posting! And thank you for reading!



Wassalamu'alaikum

Tuesday 6 December 2016

Pemeriksaan Pra Lasik Part 1

Assalamu'alaikum

Tulisan ini akan bercerita mengenai proses dari awalnya saya memulai lasik. Semoga dengan tulisan ini, pembaca blog saya yang juga ingin menjalani operasi LASIK, dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya karena ketika saya mencari informasi secara detail di dunia maya, saya merasa kurang mendapat informasi tentang operasi LASIK ini. So, happy reading!

Juli 2016 (Mencari informasi)
Sebelum saya datang ke rumah sakit ini, saya banyak mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai lasik ini di dunia maya. Saya punya tiga orang teman yang sudah pernah menjalani lasik sebelumnya, maka dari itu saya mencoba bertanya kepada tiga orang teman saya ini. Dua diantaranya adalah adik kakak, jadi rumah sakit yang mereka pilih pun sama, sebut saja rumah sakit A. Satunya lagi menjalani operasi di rumah sakit B. Ternyata bertanya pada mereka via chatting saja tidaklah cukup. Oleh karena itu, PR saya masih panjang, yaitu dengan berselancar di dunia maya dan mengunjungi kedua rumah sakit tersebut.

Setelah Idul Fitri yang lalu, papa mertua saya sedang ke Jakarta dan ingin memeriksakan kondisi retina matanya pasca operasi di tahun 2012 yang lalu. Ikutlah saya dengan diantar suami, sekaligus bertanya-tanya kepada front office rumah sakit tersebut mengenai proses LASIK.

Informasi yang saya dapat hari itu adalah:
1. Penjelasan mengenai apa itu LASIK
2. Syarat bagi pasien
3. Bagaimana prosedur tindakan, dan 
4. Perkiraan biaya

Mungkin kamu masih kurang paham mengenai apa saja syarat LASIK? Syarat LASIK itu diantaranya:
1. Tidak sedang hamil atau menyusui
2. Tidak menggunakan softlens selama dua minggu berturut-turut untuk dilakukan pemeriksaan pra-LASIK

Sebenarnya, di hari itu juga saya disarankan pihak rumah sakit untuk langsung mendaftarkan diri pemeriksaan pra-LASIK ke resepsionis dan memilih dokter yang akan menangani saya ke depannya. Karena saya harus mencari jadwal dimana saya tidak harus menggunakan softlens selama dua minggu sambil mencari informasi mengenai dokter yang akan dipilih, karena kalau tidak salah dokter yang menangani LASIK di rumah sakit itu berjumlah 60 orang. Hmm, jumlah yang sangat banyak dan saya harus dapat informasi mengenai dokter yang akan mengoperasi mata saya.

Karena belum ada keputusan mengenai siapa dokter yang saya pilih, akhirnya salah satu karyawan dari pihak rumah sakit dengan senang hati memberikan no. handphone agar saya bisa mendaftar via Whatsapp. Salah satu pelayanan yang baik sekali dari rumah sakit ini.

Jumat, 26 Agustus 2016 (Mendaftarkan diri via telepon)
Setelah saya mencari informasi dan membaca pengalam lasik serta review mengenai dokter-dokter yang menangani LASIK di internet, ternyata saya tidak banyak mendapat informasi yang saya harapkan. Akhirnya dokter yang saya pilih adalah dokter X dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Melihat jadwal yang saat itu kosong (pastinya sudah dengan persyaratan tidak memakai softlens selama dua minggu).
2. Mencari waktu weekday karena saya bukan pekerja kantoran dan menginginkan tidak terlalu lama mengantri.
3. Memiliki jam terbang yang tinggi
4. Memiliki kepribadian yang asik, tidak kaku, dan friendly. Karena saya khawatir pasca operasi saya akan banyak pertanyaan yang mungkin saat itu diperlukan,, oleh karena itu saya ingin dokter tersebut masih mau melayani pasca operasi.

Atas pertimbangan itulah, akhirnya saya mendaftarkan diri saya lewat telepon dan waktunya adalah hari Kamis, 1 September 2016 dengan dokter X. 

Kamis, 1 September 2016 (Pemerikasaan Pra-LASIK)
Saya dan suami tiba di rumah sakit A kurang lebih pukul 09.00. Dengan dibantu tim dari rumah sakit tersebut di bagian pintu utama, saya diminta untuk mengisi sebagai pasien baru terlebih dahulu. Kemudian menunggu sebentar untuk selanjutnya dipanggil kembali oleh resepsionis kemudian menjelaskan mengenai proses pra-LASIK ini. Pertama saya harus ke lantai 3 untuk pemeriksaaan di Ruang BDR, kemudian naik ke lantai 4 untuk pemeriksaan di Ruang CDC , dan kembali lagi ke lantai 3 untuk dibacakan hasil oleh dokter yang bersangkutan di R3E.

Ruang Basic Diagnostic Room (BDR) di lantai 3
Di dalam ruangan ini saya melakukan 3 macam pemeriksaan:
1. Tonometri (memeriksa tekanan bola mata)
2. Pengecekan ulang minus, dengan hasil:
Mata kiri: minus (-) 8,00 dan silinder 2,00
Mata kanan: minus (-) 7.00 dan silinder 1,00
3. Tensi darah

Hasil pemeriksaan minus mata

Ruang Comprehensive Diagnostic Center (CDC) di lantai 4
Di ruangan ini merupakan tempat pemeriksaan bagi pasien yang akan menjalani tindakan, seperti LASIK, operasi katarak, dan tindakan lainnya. Di ruangan ini kalau tidak salah saya kembali menjalani 3 (tiga) macam pemeriksaan.
1. Pengecekan ketebalan kornea
2. Huhuhu... Lupa nama tindakannya. Maafkan :(
3. Topografi mata

Setelah menunggu sekitar 15 menit, seluruh hasil pengecekan mata hari ini sudah siap, dan pemeriksaan ini dilanjutkan ke lantai 3 untuk pembacaan hasil oleh dokter. Sebagai informasi tambahan dan penting, tidak semua mata minus bisa dilakukan tindakan LASIK. Cara yang paling mudah adalah mengetahui ketebalan kornea si pasien. Batas minumun ketebalan kornea adalah sekitar 500 mikron.

Dengan membawa hasil pemeriksaan barusan, saya mengantri di R3E, dimana ruang sang dokter berada. Kalau menurut antrian saya berada di no.3. Namun entah kenapa saya merasa banyak dilewati beberapa orang yang juga sedang mengantri. Padahal saya datang lebih dulu di antrian ini. Hal ini yang agak aneh dari proses pelayanan rumah sakit ini. Tapi masih bisa sedikit ditolerir waktu menunggunya.



Lihatlah betapa ngantuknya suami saya mengantar saya pagi-pagi ke Rumah Sakit? Hihihi...

Tibalah saatnya nama saya dipanggil oleh suster. Mulai deg-degan. Takut hasilnya saya tidak bisa melanjutkan proses tindakan LASIK ini. Salah satu cita-cita saya. Huhu... Setelah dokter membaca seluruh hasil pemeriksaan saat itu, saya diberikan lampu hijau untuk bisa menjalankan operasi LASIK. Alhamdulillah... Dokter bilang kornea saya sekitar 530 mikron. Jadi saya dapat melanjutkan tindakan LASIK ini. Yeay... I'm so happy! Happy yang sebenarnya ada rasa takut juga. Namanya juga tindakan operasi. Hehe... 

Ketebalan kornea ini merupakan faktor genetik yang tidak dapat dibuat-buat, misalnya minum vitamin agar kornea kita tebal, itu tidak mungkin. Dan mengapa ketebalan kornea harus dicek terlebih dahulu? Karena proses LASIK ini akan mengikis kornea mata kita sehingga kornea yang diharapkan pasca operasi LASIK ini adalah sekitar 300 mikron. Jadi kalau kornea kita kurang dari 500 mikron, kornea kita tidak akan mampu untuk mencapai angka minimal tersebut.

Kagetnya lagi, setelah oke akan melaksanakan operasi LASIK, dokter langsung menentukan tanggal operasi. Percakapannya kurang lebih begini:
Dokter: "Bagaimana kalau Sabtu besok?" 
Saya: "Wow... Lusa? Tidak bisa, dok. Hari Minggu saya sudah ada jadwal photoshoot."
Dokter: "Oke, kalau begitu Senin bagaimana?"
Saya: "Kalau Senin operasi, H-1 nya boleh capek-capek tidak, dok?"
Dokter: "Yang penting mata tidak lelah. Dan yang terpenting itu pasca operasinya kamu harus bedrest sekitar 2-3 hari."
Saya: "Baiklah, dok. Kalau begitu Senin saja ya kita tindakan LASIK-nya."
Dokter: "Oke, sip!"
Terasa proses LASIK impian saya ini berjalan sangat cepat. Excited dan tidak sabar untuk bisa bebas dari kacamata. Semoga proses operasi berjalan lancar dan tidak kurang suatu apapun. Aamiin...

Untuk informasi biaya pra-Lasik ini hampir Rp 3.000.000,- untuk administrasi pasien baru, konsultasi dokter, pemeriksaan awal, pemeriksaan biometri, dan foto fundus.

Oke, sekian sharing saya mengenai proses Pra-Lasik ini. Semoga bermanfaat dan sampai ketemu di postingan saya selanjutnya yang akan menceritakan proses LASIK-nya.

Jangan sungkan-sungkan untuk bertanya di komen ya... Untuk lebih lengkap proses pemeriksaan ini silahkan klik Youtube Channel saya di sini: FA Vlog | Lasik Part 1


Wassalamu'alaikum